Bingkisan Untuk Sang Pemula

Penulis : Parida Hanum, S.Pd.SD

Tahun 2019 merupakan tahun-tahun yang melelahkan dikarenakan banyaknya kegiatan yang dilakukan tanpa perencanaan. Awal-awal tahun tugas yang kulakukan seperti biasa berjalan normal mulai dari membuat persiapan mengajar, berhadapan dengan anak-anak didikku, serta mempersiapkan nilai-nilai akhir untuk laporan akhir tahun ajaran pada wali muridku.

Tanpa terduga libur semester 2 yang jatuh pada pertengahan bulan Juni 2019 kugunakan untuk berkunjung ke Padang Sumatra Barat beserta sahabat-sahabat ALUMNI SPG 88 menghadiri resepsi pernikahan putra tunggal sahabat kami. Selama perjalanan kami menyaksikan keindahan alam dengan pengalaman perjalanan yang membahagiakan dan menjadi spirit untuk melangkah melaksanakan tugas-tugas yang telah menantiΒ  setelah libur usai.

Tahun ajaran baru dimulai, aku ditugaskan keluar kota untuk mengikuti pelatihan. Akupun berangkat bersama teman-teman sesama sekabupaten. Aku sendiri yang menjabat sebagai guru sementara yang lainnya menjabat sebagai kepala sekolah, walau sedikit ada rasa tidak percaya diri namun aku terus membaur bersama mereka dalam setiap aktifitas selama pelatihan berlangsung. Tanpa terasa waktu 4 haripun usai dengan membawa tugas baru yang nantinya akan diselesaikan didaerah masing-masing peserta pelatihan untuk mendampingi rekan-rekan guru yang membutuhkan bantuan.

Dua minggu setelah kembali dari pelatihan, aku ditugaskan kembali ke Batam untuk mengikuti pelatihan yang hampir sama dengan pelatihan yang kuikuti di Banda Aceh. Pengalaman ke-2 aku Kembali menjejakkan kaki dikota Singapuranya Indonesia untuk mendapatkan pengalaman dan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat dan tak semua orang berkesempatan untuk menikmati indahnya Batam dengan fasilitas hotel yang mewah serta dibiayai oleh negara.

β€œBesok ikut tes wawancara,” pak Amir menelponku dari seberang sana.yang memerintahku untuk mengikuti salah satu seleksi dalam penjaringan calon kepala sekolah.

β€œTapi saya lagi sibuk dan banyak kerjaan ni pak,” jawabku sambal tanganku memeriksa hasil pekerjaan siswa-siswa yang ada dihadapanku.

β€œSaya tau kamu lagi kerja dan banyak pekerjaan, justru itu saya memintamu untuk mengikuti tes ini.” Timpal beliau lagi diseberang telpon.

Sekitar bulan Oktober aku kembali mengikuti diklat untuk calon kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh pihak kabupaten yang telah berkoordinasi dengan pihak LPPKS. Benar-benar kegiatan yang melelahkan mulai dari fisik dengan latihan-latihannya serta mempersiapkan laporan-laporan sebagai bukti mengikuti kegiatan diklat dengan waktu lebih kurang tiga bulan.

Selesai diklat aku kembali kekelas memadu rindu bersama semua anak didikku yang sudah terzolimi olehku karena diklat yang harus aku jalani sampai bulan Januari 2020. Kami saling bercanda bersuka cita karena sudah lama tak bersua tentunya dengan cara sambil tetap belajar meski pandemi Covid-19 melanda dunia tidak terkecuali Indonesia.

Diakhir bulan April 2020 aku kembali harus meninggalkan anak didikku untuk memenuhi panggilan dinas yang melantikku dari guru menjadi seorang pembina disebuah sekolah. Aku datang memenuhi panggilan tersebut. Ramadhanpun tiba. Tentu hampir semua kegiatan pembelajaran terhenti.

Beberapa bulan setelah ditugaskan untuk membina sebuah sekolah sebagai kepala sekolah, aku terus belajar dan belajar dengan tugas-tugas baru yang harus aku ketahui dan mempersiapkan diri untuk menjadi β€œorangtua” dalam unit Satuan Pendidikan yaitu Sekolah Dasar.

β€œVeny bantu bu Ida ya menata perpustakaan sekolah yang sedang bu Ida bina saat ini,” pintaku pada seorang rekan yang kukenal dari dinas Arsip dan Perpustakaan dikotaku.

β€œOke bu dengan senang hati akan Veny bantu,” ujarnya diseberang telpon.

β€œ Selamat ya bu sudah mendapat tugas baru saat ini,” candanya.

Setiap tahun Dinas Perpustakaan Aceh Tamiang mengundang sekolah-sekolah untuk berpartisipasi dalam ajang Lomba Bercerita. Tidak terkecuali sekolah binaanku walau terletak didesa ikut juga berpatisipasi dalam ajang lomba tersebut sementara sekolah-sekolah disekitar sekolah bnaanku tidak mendapatkan undangan untuk mengikuti lomba tersebut.

Aku segera berkoodinasi dengan rekan-rekan guru disekolah binaanku untuk mencari bibit-bibit terkait lomba bercerita yang sama sekali merupakan hal baru bagi mereka. Dikarenakan situasi pandemi rekan-rekan guru kesulitan mencari anak-anak yang bakal dijadikan sebagai pencerita/pendongeng

Dengan pengalaman yang saya miliki dalam hal ikut lomba bercerita semasa saya menjadi guru, saya berbagi informasi dengan guru-guru yang bersedia menjadi pendamping bercerita nantinya, mulai dari cerita, intonasi, lafal, penguasaan panggung, penggunaan property cerita sebagai pendukung agar cerita semakin menarik.

Hari yang dinantipun tiba. Kami saya, dua orang guru pendamping serta dua orang sebagai peserta lomba sudah hadir didinas perpustakaan tepat waktu yaitu pukul 08.00 WIB. Saya memberikan tips sedikit pada dua orang peserta dari sekolah binaan saya agar tidak grogi saat mengikuti lomba nantinya meskipun saya sudah memberikan langkah-langkah tersebut selama meraka dalam pembinaan. Peserta demi peserta sudah terpanggil sesuai nomor undian yang mereka ambil sebelum acara lomba dimulai. Tibalah giliran untuk kedua orang peserta yang berasal dari SD Negeri Jamur Labu yaitu sekolah binaanku dipanggil. Meski mereka yang bertanding, namun membuatku layaknya orang yang terkena demam tinggi dengan kondisi lutut yang lemas, telapak tangan yang gemetaran, kondisi jantung yang memompa begitu keras.

β€œJuara 3 jatuh pada peserta dengan nomor 10 yang berasal dari SD Negeri Jamur Labu,” terdengar suara dewan juri saat mengumumkan pemenang lomba. Tepuk tanganpun riuh oleh para hadirin.

β€œJuara 2 jatuh pada peserta dengan nomor 13 berasal dari SD Negeri Jamur Labu,” Kembali terdengar ucapan dari dewan juri yang membuatku semakin terharu mendengarnya dan tanpa disadari butiran bening mengalir disudut mataku.

β€œBINGKISAN TERINDAH UNTUK PEMBINA PEMULA” itulah mungkin kata-kata yang tepat untuk kupersembahkan pada diriku sendiri sebagai cara untuk selalu berbuat yang terbaik sesuai kemampuanku dengan bantuan dan dukungan dari semua guru-guru disekolah binaanku. Alhamdulillah ya Allah Engkau telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam tugas-tugas tahap belajar yang kukerjakan saat ini diusia tugasku yang baru mengijak lima bulan. Terimakasih untuk semuanya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

52 Replies to “Bingkisan Untuk Sang Pemula”

  1. Terima kasih Bu, sudah ikut acara kami. Semoga kami selaku perpustakaan daerah terus bisa membantu sekolah-sekolah untuk lebih meningkatkan literasi anak di kabupaten Aceh Tamiang

    1. Terimakasih pak πŸ™πŸ™πŸ™
      In Syaa Allah akan hadir yg lainnya nanti πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘Œ

  2. Luar Biasa Ibu, Pengalaman yang menyentuh hati terutama bagi orang yang punya jiwa kompetisi. Cerita yang tulus, tanpa rekayasa. Semoga dapat hasil yang terbaik.

  3. Congrat Ibu, Pengalaman yang menyentuh hati terutama bagi orang yang punya jiwa kompetisi. Cerita yang tulus, tanpa rekayasa. Semoga dapat hasil yang terbaik.

  4. Ceritanya tentang kisah nyata ibu mulai menjabat menjadi kepsek di sekolah ibu.
    Tanpa ada rekayasa sedikit pun…
    Tetap semangat ya bu…di tunggu karya selanjutnya y buπŸ‘

  5. Wah keren Bu, kilas balik yang dituangkan dalam bentuk cerpen, dengan menuliskan kembali seakan refleksi diri, mana yang perlu kita tinggalkan dan kita tingkatkan potensi diri untuk kebermanfaatan banyak orang. Tetap semangat menghasilkan karya. HM kalau gak salah dalam penulisan angka satuan ditulis dengan huruf . Misal 4 ditulis empat.

  6. Whaaa… Keren abiz. Serasa kembali ke waktu saat kita sibuk dengan OJL yg meskipun melelahkan namun berhasil menyatukan kita yang sebelumnya tak pernah saling kenal.

    1. Terimakasih mpok Yun πŸ™πŸ™πŸ™
      Memang melelahkan namun mampu menyatukan perbedaan jenjang diantara kita πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘Œ

  7. MasyaAllah… Terharu sekali saya membacanya… Tepatnya saja juga ingin sekali seperti ibu, walau jauh dari kota namun anak desa juga bisa. Sungguh membuat diri ini termotivasi dari membaca cerita ini. Semoga selalu menjadi panutan tak hanya untuk peserta didik, bahkan teman sejawat juga. Terus bekarya ibu, lelahmu tak ada yang sia-sia.

  8. Bagus bu,supaya dapat menginspirasi guru maupun kasek lainnya,,d tunggu cerita2 slanjutnyaπŸ‘πŸΌπŸ‘πŸΌπŸ˜Š

  9. Keren ah…ternyata waktu dapat mendewasakan kita. Salut dengan semangat menulis Sobatku yg satu ini. Sukses untuk karya-karya berikutnya
    πŸ‘πŸ’œπŸ‘

  10. Bahasanya bagus, ida punya bakat menulis. Terus diasah. Kakak ingin berbagi pendapat, untuk tulisan ini rasanya lebih berat ke artikel daripada cerpen. Tapi itu tak mengherankan karena kita kepala sekolah terbiasa membuat laporan πŸ˜€. Kalau cerpen kan lebih terasa seperti bertutur (bercerita). Terus menulis, ya.. Adindaku.. Tulisan berikutnya pasti lebih baik. Tetap semangat.. Saluutt untuk ida..

    1. Terimakasih kak masukannya…
      Sy akan terus belajar dan belajar dalam memperbaiki tulisannya dan memilah mana tulisan untuk cerpen dan mana yg untuk artikel πŸ™πŸ™πŸ™

  11. Keren bu ceritanya, sangat menginspirasi buat kami guru-guru yang juga mengajar jauh dari kota, agar anak didik bisa berhasil meraih juara dalam lomba walaupun berasal dari desa yang fasilitasnya jauh berbeda daripada dikota. Sukses trus buπŸ‘

  12. Keren ceritanya kak ida, pengalaman diri yang dapat memotivasi kita untuk terus berbuat agar dunia pendidikan menjadi lebih baik…teruslah berkarya kak…semoga akan lahir kembali karya karya selanjutnya…sukses selalu kak untuk kakak….

  13. Pengalaman yang hebat tergambarkan dalam cerita. Ini menjadi motivasi bagi semua pendidik untuk berkarya dan bekerja keras demi kemajuan pendidikan. Tetap semangat bu, mdh2an karya ini dapat menjadi yg terbaik.

  14. Keren banget ceritanya…seperti membaca sebuah diary….seluruh detil kisah kehidupan bisa tertuang dalam tulisan yang indah…
    Tergambar dengan sangat jelas, seolah-olah kita ada di dalamnya, bisa ikut merasakan apa yang terjadi dalam rentang waktu sebagaimana yang diceritakan…

    Sukses selalu u sahabatku…
    Smoga semangat menulis terus berkobar dan menular kepada guru-guru yang lainnya…
    Dan bersama kita hiasi sekolah kita dengan Literasi.

    1. Terimakasih supportnya sahabatku…
      In Syaa Allah kita akan berkolaborasi dg rekan2 lain. Bersama kita bisa πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *