Rindu untuk Ibunda

Penulis : Ricky Sudaryanto

Perasaan sedih, takut dan gelisah bercampur aduk dalam hatinya. Tangan yang kasar berpeluh keringat dingin namun terasa hangat. Dalam hatinya terbetik rasa  gugup yang teramat dalam. Air mata yang ia tahan pun menetes paksa dari sudut matanya. Mengalir jatuh dan terisak dalam diam. Namun apalah daya, tangisannya tidak mampu menghilangkan rasa cemas yang bersemayam dalam hatinya.

Hatinya yang lemah dan rapuh, tak mampu menahan pahitnya kesendirian. Raga yang masih membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu, kini harus mampu hidup sendiri.

Takkala perasaan takut kembali datang ia akan berusaha, untuk menghadapi kenyataan tersebut. Dengan penuh perjuangan ia bertahan meski masih tersimpan rasa takut.

Ekonomi, adalah alasan klasik. Berjuta-juta manusia memiliki masalah ini tak terkecuali dengan dia. Seorang anak laki-laki yang kurang di usia 11 bulan ia ditinggal ibunya pergi ke luar negeri untuk mencari nafkah sebagai seorang tenaga kerja Indonesia (TKI), sampai usia 8 tahun tidak sama sekali merasakan akan kasih sayang dari seorang ibu. anak yang malang itu hanya bisa merintih, menangis, gelisah merindukan sepercik kasih sayang dari  seorang ibu.

Dalam deret bangku taman yang sepi ia duduk sendiri. menahan rasa rindu yang telah lama di rasa. 8 tahun bukan waktu yang singkat bagi seorang anak dalam menunggu kehadiran seorang ibu.

Doanya menggema di langit “Semoga Ibu Segera pulang”. Doa tersebut selalu terucap di setiap langkahnya.

Di setiap langkah dan renungan,ia selalu berfikir tentang masa depannya. “apakah dirinya tergolong anak yang memiliki masa depan yang suram???.”  Melihat anak diusianya selalu mendapat kasih sayang dari seorang ibu. Seorang anak yang hanya tinggal dengan nenek dan kakek yang sudah renta.  tinggal di rumah yang berdindingkan ayaman bambu dengan penerangan seadanya menjadi saksi bisu dari rintihan rindu seorang anak kepada ibunya.

Di setiap malam yang sepi ia berharap agar ibunya dapat menemaninya tidur, selayaknya anak diusianya. Namun semuanya berbanding terbalik, ia harus tidur sendiri menikmati suasana sunyi tanpa penerangan dan di selimuti dengan dinginnya malam yang masuk lewat celah anyaman bambu yang sudah mulai rapuh dimakan usia.

Suasana pagi yang cerah ia lalui seperti biasanya dengan kesendirian. Usia muda yang terpaksa menjadi dewasa sebelum waktunya. Genap delapan tahun hari-hari yang menyakitkan itu ia lalui. Akhirnya seseorang ibu yang diharapkan pun dapat datang menghampirinya seorang anak yang rapuh serta penuh harapan . Disambut dia dengan penuh kegembiraan . Suasana haru menyelimuti keduanya. Mereka duduk di bangku berdua, bercengkrama dan saling mencurahkan kerinduan yang selama ini mereka rasakan. Saling memandang lalu bertukar cerita. Dengan perasaan yang tidak dapat diutarakan ia hanya dapat terdiam melihat ibunya yang 8 tahun pergi. Ibunya menangis tersedu-sedu melihat wajah kecil anaknya.

Seorang anak yang kuat walaupun masih kecil namun ia berusaha untuk menjadi besar, memikul banyak realita yang berat. Ia tumbuh menjadi pribadi yang mandiri karena keadaan yang mengharuskan dari seorang anak kecil yang seharusnya  menikmati masa-masa bermain, mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua, dan bersekolah selayaknya anak di usianya. Iya  memiliki pribadi yang tidak berpangku tangan kepada orang lain. Mungkin ini sudah waktunya untuk berhenti larut dalam kesedihan. Ibu dan anak tersebut saling tatap, dan tersenyum.

Ibu dan anak itu berjalan beriringan. Menata masa depan yang lebih baik lagi. Langkah mereka harus lebih besar, supaya dunia berhenti menatap tajam kehidupan mereka.

Kini Perasaan takut, dan gelisah lenyap. Sebab ibu dan anak yang dulu terpisah kini telah bersama. Dan berjuang melarungi badai kehidupan bersama.

Dan pada dasarnya kata “kecil” tidak selamanya berarti kecil,namun tergantung dari sisi mana kau mengartikannya…

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

88 Replies to “Rindu untuk Ibunda”

  1. Masyaallah setelah membaca cerpen dari saudara Ricky Sudaryanto ini rasanya ingin meneteskan air mata😭
    Menurut pendapat saya cerpennya bagusss apalagi ceritaya diambil dari Real life 😊👍

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *