Penulis : M. Abrar
Ada seorang remaja wanita masih sekolah di kelas 6 SD Setiap hari ditugaskan untuk merawat neneknya. Neneknya sudah lumpuh, hidupnya hanya dihabiskan di tempat tidur. Suatu saat ia mulai protes karena ketidakadilan yang dirasakannya. Iya berkata pada Ibu nya “Bu gantian dong yang merawat nenek” Masa setiap hari harus aku!. Kemudian Ibunya memotivasi “Nak… merawat nenek pahalanya banyak. Sesekali anak itu mau menuruti.
Tapi disaat lain Ia mulai protes lagi “Bu… gantian dong yang merawat nenek” Masa setiap hari harus aku!. Kenapa mesti aku? kenapa tidak Ibu? kenapa tidak Ayah? kenapa tidak kakak atau adik yang merawat nenek? tapi kenapa harus aku terus? (protes si anak mulai keras) Ibunya memeluk sambil menangis “Nak… kamu sudah besar” kamu benar-benar mau tau kenapa?… Mau Bu…. Dulu saat kamu masih umur 6 bulan, Malam itu rumah kita kebakaran. Semua orang menyelamatkan diri dan barang-barang yang bisa diselamatkan. Ayah dan Nenek menggendong kakak-kakakmu dan Ibu menggendong kamu. Setelah kita keluar semua, Ayah bertanya mana bayinya? Tanpa sadar ternyata yang Ibu gendong bukan bayi tapi guling kecil. Kami baru sadar, Tenyata kamu masih di dalam rumah di lantai 2. Tiba-tiba saja dari arah belakang, lari menerjang masuk kedalam rumah. Ternyata yang masuk kedalam rumah itu nenekmu nak! Nenekmu lari memaksa masuk kedalam rumah. Kemudian naik kelantai dua, setelah membawa mu nenek terjun dari lantai dua, sambil menggendong kamu. Mulai saat itulah nenekmu lumpuh.
Anak itu terdiam sambil meneteskan air mata tanpa suara. Mulai saat itu, ia tidak pernah lagi protes saat disuruh merawat neneknya. Bahkan hari-hari nya dihabiskan untuk merawat neneknya. Ia sangat senang dan bangga bisa merawat neneknya. Ia bangga pada neneknya. Tiada kesenangan melebihi kesenangan merawat neneknya.
Pembaca Setia yang dirahmati oleh Allah SWT, Andaikan kita tahu kenapa kita berbuat sesuatu maka pastilah kita akan bekerja dengan ikhlas, tekun dan serius. Suatu Saat kita akan faham. Yang paling terpenting dalam hidup, ketika hendak melakukan sesuatu jangan lah mengaharap apapun, dan bertanya kenapa harus aku yang melakukan ?, Kenapa tidak dia ?, untuk apa aku melakukan ini ?, dan sebagainya. pertanyaan itu semua tidak pantas untuk kita ucapkan. Karena apapun yang kita lakukan jika didasari dengan rasa ikhlas dan sabar, pasti akan menuai kebaikan. Allah SWT berfirman yang artinya :
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus ( benar ) QS. Al-Bayinah:5”
Pembaca Setia yang dirahmati oleh Allah SWT, ayat diatas mengajarkan kita dalam beribadah hendaklah dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah yaitu kesadaran diri dalam menjalankannya semata-mata mentaati perintah Allah dengan mengharap ridlo-Nya. Apapun akan kita lakukan untuk membahagiakan orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita. Karena Allah mencitai kita dan kita mencintai Allah.