Impian Setinggi Langit

Penulis : Andini Mawaddah

Pada Suatu hari di sebuah perdesaan ada seorang anak yang tinggal bersama neneknya dan kakaknya, anak itu bernama laura.

Suatu ketika Kakaknya menyuruh adiknya untuk berjualan ke pasar dan laura mengikuti perintah kakaknya.
“Laura mending kamu berjualan aja daripada kamu sekolah buat apa kalo sekolah enggak mendapatkan uang” kata kakak
“Tapi… Kak aku kan ingin sekolah untuk meraih impianku setinggi langit yaitu ingin menjadi guru untuk membantu orang yang tidak mampu sekolah” jawab laura sambil menunduk
“Apa kamu mampu mencapai cita-citamu yang setinggi langit itu yang menjadi guru?, mana mungkin kamu jadi seperti yang kamu inginkan, daripada kamu mengkhayal mendingan cari uang yang banyak ke pasar dan cepat gih!” kakak
“Baik kak, aku akan ke pasar” laura
“Nah begitu dong baru adik kakak” sahut kakak

Dalam perjalanan laura ke pasar laura bertemu dengan neneknya di sawah yang lewatin ke pasar.
“Kamu mau kemana nak” tanya nenek
“Aku mau ke pasar nenek” sahut laura dengan senyum
“Buat apa ke pasar kamu enggak pergi ke sekolah?”
“hmmm… Enggak nek aku lagi enggak mau ke sekolah karena aku ingin berjualan ke pasar”
“Pasti kakakmu yang nyuruh untuk berjualan kah?”
“Enggak nenek aku yang mau ke pasar sendiri enggak dipaksa” laura menjawab
“Iya sudah hati-hati ya” pesan nenek
“Baik nenek aku keasana dulu”

Setelah, pulang dari pasar karena jualannya sudah habis dan kakaknya mengambil uang yang dipegang karena sudah laku kakaknya senang sekali adiknya membawa uang dengan banyak.

Dua bulan kemudian laura ingin masuk perguruan tinggi negeri dan ingin mencoba masuk ke universitas yang dia impikan pada cita-citanya yaitu menjadi seorang guru, tetapi kakaknya tidak mengizinkan ia mendaftarkan diri. Kemudian neneknya menyuruh laura untuk mendaftar secara diam-diam agar kakaknya enggak tahu. Setelah mendaftar laura mengikuti semua tesnya agar dia diterima ke universitas negeri.

Satu bulan menunggu hasil ujian tesnya sudah keluar, dia bersama neneknya ke sekolahnya melihat namanya disana, dia merasa cemas, takut, gelisah, tetapi neneknya berkata “tetaplah percaya dan berdoa kepada Tuhan”

Nenek dan dia melihat namanya ternyata dia lulus ke universitas negeri pada fakulitasnya menjadi guru dan disitu neneknya sangat senang sekal, mereka berpelukan. Eh ternyata di sana ada kakak, sangat menyesal karena dia sekarang bisa meraih cita-citanya.
“lau, kakak minta maaf ya atas kesalahan kakak yang dulu”
“Aku sudah memaafkan kakak”

Dan akhirnya mereka hidup dengan bahagia selamanya di desa itu bersama kakak dan neneknya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *